Jumat, Januari 02, 2009

Dua buah hatiku

Pernakah anda merasakan pertama kali melakukan sesuatu?. Apakah itu naik sepeda, mengendarai motor, nyetir mobil, manjat dinding, atau pertama kali mahir berenang. Pasti akan ada rasa puas dan efeknya menjadi ketagihan hingga semuanya kembali terasa membosankan. Mungkin itu dinamika dalam siklus kehidupan, akan ada sesuatu yang baru menjadi penyegar dari hal-hal lama yang terasa berangsur membosankan.

Akan tetapi apa yang terasa jika hal pertama itu masih terasa hangat, menyenangkan dan menjadikan kita addictive lebih dalam kepadanya, di saat bersamaan datanglah sesuatu yang lebih menyegarkan dan lebih menggariahkan dari sebelumnya. Bisa pula hal kedua ini datang untuk menyempurnakan kehadiran "pertama" yang masih terasa istimewa.

Reza al Ghifary, anak pertama saya lahir tepat 1 tahun 3 bulan 3 hari, sebelum anak kedua saya Rainy Luqiyana hadir menambah kebahagiaan kami. Yah, sepasang sudah buah hati kami dengan rentan waktu yang tidak terlampau jauh. Kami masih menikmati kenakalan dan keusilan Reza yang memperlihatkan dirinya sebagai lelaki sejati dengan bermain bola, mobil-mobilan, suka menunggan punggung kami laksana panglima dan sanggup membuat rumah kami porak poranda laksana angin tornado yang datang.

Disaat yang sama ada kicauan indah dari bibir Rainy yang lembut dan senyumnya yang mampu meredam luapan amarahku jika sedang bergelayut di ubun-ubun ku. Sosok cantik dan mempesona setiap aku memangdangnya mengingatkan aku pada 1000 bidadari yang dulu sering jadi cerita penenang agar berbuat baik kepada sesama. Benar, mungkin inilah bidadari yang dihadiahkan kepada karna aku telah berbuat baik pada dunia dengan melihat semua di sekitarku sebagai "manusia".
Sekarang aku memiliki sepasang, laki-laki dan perempuan. Dua orang anak tercinta yang aku akan pertanggung jawabkan apakah mereka tetap sebagai Pangeran dan Bidadari di saat nanti. Kami lah pemilik sekaligus penggung jawab mereka pada diri mereka sendiri dan bagi kehidupan disekitarnya.

Pangeran dan Bidadariku
Tetaplah berada dipunggungku dan tebarkan senyuman manismu
Deburkanlah angin topanmu dan kicukanlah nyanyian dengan senyum itu
Aku dan ibumu
Rela kau di punggungku dan menjadi cawan tempat minummu
Mencoba berlari jauh dan mengajarimu lagu senandung nan rindu
Reza dan Rainy
Dua buah hatiku.